Coagulant – Flocculant

Koagulasi – Flokulasi

koagulasi dan flokulasi merupakan dua proses yang terangkai menjadi proses tak terpisahkan. Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan pembubuhan bahan kimia (disebut koagulan). Akibat pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi tidak stabil karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif. Pembentukan ion positif dan negatif juga dihasilkan dari proses penguraian koagulan. Proses ini berlanjut dengan pembentukan ikatan antara ion positif dari koagulan (misal Al3+) dengan ion negatif dari partikel (misal OH) dan antara ion positif dari partikel (misal Ca2+) dengan ion negatif dari koagulan (misal SO42-) yang menyebabkan pembentukan inti flok (presipitat).

Segera setelah terbentuk inti flok, diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti flok menjadi flok berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel mengendap. penggabungan flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya tumbukan antar flok. Tumbukan ini terjadi akibat adanya pengadukan lambat.

Proses koagulasi dibantu oleh bahan kimia yang disebut koagulan, sedangkan proses koagulasi dibantu oleh flokulan. Koagulan yang sering digunakan adalah aluminium sulfat dan garam-garam besi. Sedangkan flokulan yang sering digunakan adalah polielektrolit. Pemilihan koagulan dan konsentrasinya dapat ditentukan berdasarkan studi laboratorium menggunakan jar test untuk mendapatkan kondisi optimum.

Reaksi kimia koagulasi dengan koagulan alum

Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(HCO3)2 à 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2O + 6CO2

Reaksi kimia koagulasi dengan koagulan ferri sulfat

Fe2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 à 2Fe(OH)3 + 3CaSO4 + 6CO2

Reaksi kimia koagulasi dengan koagulan ferri klorida

2FeCl3 + 3Ca(HCO3)2 à 2Fe(OH)3 + 3CaCl2 + 6CO2

 

Pengadukan

Pengadukan merupakan opersai yang mutlak pada proses koagulasi – flokulasi. Pengadukan cepat berperan penting dalam pencampuran koagulan dan destabilisasi partikel. Pengadukan lambat berperan dalam uapya penggabungan flok.

Jenis Pengadukan

Jenis pengadukan dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan pengadukan dan metoda pengadukan. Berdasarkan kecepatannya, pengadukan dibedakan menjadi penjadi pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Berdasarkan metodenya, pengadukan dibedakan menjadi pengadukan mekanis, pengadukan hidrolis, dan pengadukan peneumatis.

Kecepatan pengadukan merupakan parameter penting dalam pengadukan yang dinyatakan dengan gradien kecepatan.

Pengadukan cepat

Tujuan pengadukan cepat dalam pengolahan air adalah untuk mengahsilkan turbulensi air sehingga dapat mendispersikan bahan kimia yang akan dilarutkan dalam air. Secara umum, pengadukan cepat adalah pengadukan yang dilakukan pada gradien kecepatan besar (300 sampai 1000 detik-1) selama 5 hingga 60 detik atau nilai GTd (bilangan Champ) berkisar 300 hingga 1700. Secara spesifik, nilai G dan td bergantung pada maksud atau sasaran pengadukan cepat.

Untuk proses koagulasi – flokulasi :

–          waktu detensi = 20 – 60 detik

–          G = 1000 – 7000 detik-1

Pengadukan cepat dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

–          Pengadukan mekanis

–          Pengadukan hidrolis

–          Pengadukan pneumatis

 

Pengadukan lambat

Tujuan pengadukan lambat dalam pengolahan air adalah untuk menghasilkan gerakan air secara perlahan sehingga terjadi kontak antar partikel yang membentuk gabungan partikel hingga berukuran besar. Pengadukan lambat adalah pengadukan yang dilakukan dengan gradien kecepatan kecil (20 sampai 100 detik-1) selama 10 hingga 60 menit atau nilai GTd (bilangan champ ) berkisar antara 48000 hingga 210000. Untuk menghasilkan flok yang baik, gradien kecepatan diturunkan secara bertahap agar flok yang terbentuk tidak pecah lagi dan berkesempatan bergabung dengan yang lain membentuk gumpalan yang lebih besar.

Pengadukan lambat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

–          Pengadukan mekanis

–          Pengadukan hidrolis